Home » , , » Perlawanan Rakyat Banjar (1859-1862)

Perlawanan Rakyat Banjar (1859-1862)

Kesultanan Banjar terletak di Kalimantan Selatan yang diperintah oleh Sultan Adam. Daerah Banjarmasin ini memiliki tambang batu bara, dan lada, serta letaknya strategis sehingga Belanda berusaha untuk menguasainya.


Di Kalimantan Selatan, Belanda telah lama melakukan campur tangan dalam urusan istana Banjar. Puncak kebencian terhadap Belanda akhirnya meletus menjadi perlawanan, ketika terjadi kericuhan pergantian takhta Kerajaan Banjar setelah wafatnya Sultan Adam pada Tahun 1857. Dalam hal ini Belanda mengangkat Pangeran Tamjidillah sebagai Sultan Banjar. Rakyat tidak mau menerima karena Pangeran Hidayat yang lebih berhak dan lebih disenangi rakyat.

Pertempuran rakyat melawan Belanda berkobar pada Tahun 1859 dibawah pimpinan Pangeran Antasari. Dalam pertempuran ini Pangeran Hidayat berada di pihak rakyat. Tokoh-tokoh lain dalam pertempuran ini, antara lain Kyai Demang Leman, Haji Nasrun, Haji Buyasin, Tumenggung Suropati dan Kyai Langlang. Pasukan Antasari yang berjumlah sebanyak 3.000 orang menyerbu pos-pos Belanda yang ada di Martapura dan Pangron pada akhir April 1859. Dibawah pimpinan Kyai Demang Leman dan Haji Buyasin, pada bulan Agustus 1859 berhasil merebut benteng Belanda di Tabanio.
Gambar Ilustrasi
(Sumber : Google)
Sementara pertempuran terus berlangsung, Belanda memecat Pangeran Hidayat sebagai Mengkubumi karena menolak untuk menghentikan perlawanan. Pada tanggal 11 Juni 1860 jabatan sultan kosong (karena Sultan Tajidillah diturunkan dari tahtanya oleh pihak Belanda) dan jabatan Mangkubumi dihapuskan. Dengan demikian Kerajaan Banjar dihapuskan dan dimasukkan dalam wilayah kekuasaan Belanda.

Pertempuran terus meluas ke berbagai daerah, seperti Tanah Laut, Barito, Hulu Sungai Kapuas dan Kahayan. Dalam menghadapi serangan-serangan ini Belanda mengalami kesulitan, namun akhirnya Belanda berhasil mematahkan perlawanan rakyat.

Pada tanggal 3 Februari 1862, Pangeran Hidayat tertangkap dan dibuang ke Pulau Jawa. Pangeran Antasari yang pada tanggal 14 Maret 1862 diangkat oleh rakyat sebagai pemimpin tertinggi agama Islam dengan gelar Panembaban Amirudin Khalifatul Mukminin, akhirnya gugur dalam pertempuran di Hulu Teweh pada tanggal 11 Oktober 1862. Setelah gugurnya Pangeran Antasari, perjuangan rakyat Banjar mereda dan Banjar berada dibawah kekuasaan kolonial Belanda.

Demikian ulasan singkat Perlawanan Rakyat Banjar kali ini, semoga dapat bermanfaat bagi para pengunjung Blog Mejarapuh. Terima kasih.

Share this:

Daftar di sini dengan alamat email Anda untuk menerima update dari Forum ini di inbox Anda.

Author : Qindi Terima kasih telah berkunjung

Artikel Perlawanan Rakyat Banjar (1859-1862), diterbitkan oleh Qindi pada hari 8/22/2016. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan Anda. Qindi adalah seorang yang suka akan hal-hal baru. Silakan share sekiranya bermanfaat buat Sobat. Salam.

1 komentar:

  1. ari coba keberuntungannya bersama kami hanya dengan
    deposit minimal 10.000 bisa menangkan uang jutaan rupiah
    ditunggu apalagi, segera bergabung bersama kami di F*A*N*S*P*O*K*E*R

    BalasHapus

Silakan masukkan komentar Anda di sini